AISNU Jawa Tengah

Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Regional Jawa Tengah adalah Pusat Informasi Digital Santri Terbesar di Jawa Tengah. Part of AIS Nusantara

Tokoh

Pondok Pesantren

#ceritahorordipesantren



Kiai Chudlori, Kiai nan Arif dan Bijaksana

Berbicara tentang Kiai Chudlori Tegalrejo, apakah anda sudah tahu mengenai sejarahnya?. Kiai Chudlori Tegalrejo merupakan seorang ulama sekaligus mu'assis pondok pesantren API Tegalrejo Magelang. Bisa dikatakan beliau ini merupakan salah satu sosok ulama yang mempunyai pengaruh di Indonesia, terbukti beliau berhasil mempengaruhi pemikiran Gus Dur mengenai makna tentang peran agama dalam hal menyatukan keberagaman warga Indonesia. Ya, karena Gus Dur sempat menimba ilmu pada Kiai Chudlori.

Diceritakan. Pada suatu ketika pernah ada warga sebuah desa yang meminta solusi kepada Kiai Chudlori Tegalrejo mengenai uang kas desa. Karena pada saat itu terjadi perseteruan antar warga desa karena perbedaan pendapat.Salah

Salah satu kelompok warga ingin agar uang kas tersebut digunakan untuk merehabilitasi bangunan masjid. Namun, sebagian warga yang lain lebih menginginkan uang kas tersebut digunakan untuk membeli gamelan. Hingga pada akhirnya beliau mengeluarkan "pangendikan" (ucapan/ keputusan) bahwa uang kas tersebut sebaiknya digunakan untuk membeli gamelan.

Mendengar ucapan Kiai Chudlori tersebut, akhirnya warga sepakat memutuskan untuk membeli peralatan gamelan. karena menurut beliau, jika ada gamelan maka pembangunan masjid akan berjalan dengan sendirinya. Terbukti setelah dibelikan gamelan, pembangunan masjid bisa berjalan dan akhirnya masjid pun ikut terrehabilitasi.

Hal demikian inilah yang mungkin mengubah pemikiran Gus Dur karena menganggap Kiai Chudlori Tegalrejo adalah sosok ulama memiliki emosi dan spritual yang luar biasa. Hingga ia nyantri kepada Kiai Chudlori.

Sebenarnya, Kiai Chudlori Tegalrejo bukanlah turunan dari keluarga Kiai, melainkan turunan keluarga Priyayi, yaitu keluarga yang memiliki pengaruh di daerahnya. Bapaknya yang bernama Ihsan merupakan seorang penghulu di Tegalrejo yang pada jamannya berada dibawah kekuasaan Belanda.

Dikisahkan pula, pada suatu ketika ayahanda beliau yakni Ihsan mengikuti pengajian oleh Mbah Siroj Payaman entah mengapa, setelah pengajian itu beliau ingin sekali memiliki keturunan yang ahli ibadah, lantas ia menyempatkan diri sowan kepada Mbah Siroj, hingga akhirnya diberi wiridan (amalan) oleh Mbah Siroj dan wirid itu beliau amalkan setiap hari.

Dalam masa kandungan Kiai Chudlori, rupanya ayah serta bundanya tak lepas dari riyadhoh, setiap hari ayah serta bundanya terjaga dari tidur, bayangkan saja, sehari-semalam mereka berdua hanya tidur satu lelapan saja. Sisanya mereka gunakan untuk terus berdzikir kepada Allah. Dan akhirnya lahirlah Kiai Chudlori.

Selama mondok, Kiai Chudlori dikenal dengan ahli riyadhoh, kehidupan di pesantrennya sungguh sangat jauh dari kata normal, ia benar-benar hidup prihatin, dan hari-harinya selalu dihiasi dengan riyadhoh. Hingga akhirnya ia memikat hati Kiai Dalhar Watu Congol Muntilan (yang kita kenal dengan Mbah Dalhar) untuk dijadikan menantu beliau.

Setelah menikah, Kiai Chudlori diberi beberapa orang santri dan sebuah bambu oleh Mbah Dalhar untuk mendirikan pesantren di tanah kelahirannya. Dan berdirilah sebuah pesantren di Tegalrejo. Tepatnya pada tahun 1944 setahun sebelum Indonesia merdeka. Awalnya pondok pesantren tersebut tidak diberikan nama layaknya pesantren baru lainnya. Hingga pada tahun 1947, beliau memutuskan untuk memberikannya nama "Asama Perguruan Islam" setelah melalui shalat istikharah.

Dengan terciptanya nama "Asrama Perguruan Islam", diharapkan para santrinya kelak dapat menerapkan ilmu agamanya di masyarakat serta menjadi seorang guru agama yang berguna bagi bangsa.

Hal ini selaras dengan keadaan yang ada setelah 76 tahun silam, pesantren Tegalrejo memiliki puluhan ribu santri, dan para alumninya semuanya menjadi guru ngaji/madrasah di tempat tinggalnya masing-masing.

Subhanallah. Semoga berkah Kiai Chudlori tercurah kepada kita semua.

(Fathoni, Santri Tegalrejo; Anggota AIS Jawa Tengah)

2 komentar:

| Designed by Colorlib